Selasa, 17 Juli 2018

Kata anak desa



Rintihan anak desa
 
Diselah hujan dan panas masihkah ada yang mau memberi atau menoleh pada ku
Tangis serta sedih itu jadi makanan di setiap hidup dan langkah ku

Disetiap selah-sela itu aku bisa merasakan hidup meski seragam ini sudah kusam dan lapuk
Tiap titisan air mata ku adalah tawaan bagi mereka yang melihat dari jendela gubuk

Aku yang malu pada negri menahan tangis setiap ia meratapi penuh ancaman
Diri yang tak berdaya di perdayakan untuk setiap lembaran-lembaran proposal jalanan

Malam serta siang jadi langkahku mencari pemuda-pemuda bangsa mengikat sumpah
Berharap pena yang ia asah selama ini, sebalik matanya melihat sampah

Sejarah telah mengenal pemuda bangsa hingga di pinggiran jalan
tapi pemuda kenalkah pada bangsa yang hidup di pinggiran jalan

Selama dongeng itu masih ada hari-hari ku takkan kelam
Tekat inilah yang selalu membakar semangat ku akan masa silam

Mari kita satukan rasa penuhi tangan dengan karya seni
Jangan pernah duduk santai menunggu tangan-tanagn upeti

Hai pemudah masihkah kau tak melihat ratapan ku ini
Melihat masa depan yang suram karena janji yang keji


Salam budaya..
Demi bangsa…

Anak negeri takkan menangis lagi
Pemuda bangsa telah bangkit kembali

Di negeri monopolik
Pemuda katakan titik

Ansar Mujahidin
UKM SANGGAR SENI SAPOTA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar