Rintihan anak desa
Diselah hujan dan panas masihkah ada
yang mau memberi atau menoleh pada ku
Tangis serta sedih itu jadi makanan
di setiap hidup dan langkah ku
Disetiap selah-sela itu aku bisa
merasakan hidup meski seragam ini sudah kusam dan lapuk
Tiap titisan air mata ku adalah
tawaan bagi mereka yang melihat dari jendela gubuk
Aku yang malu pada negri menahan
tangis setiap ia meratapi penuh ancaman
Diri yang tak berdaya di perdayakan
untuk setiap lembaran-lembaran proposal jalanan
Malam serta siang jadi langkahku mencari
pemuda-pemuda bangsa mengikat sumpah
Berharap pena yang ia asah selama
ini, sebalik matanya melihat sampah
Sejarah telah mengenal pemuda bangsa
hingga di pinggiran jalan
tapi pemuda kenalkah pada bangsa yang
hidup di pinggiran jalan
Selama dongeng itu masih ada
hari-hari ku takkan kelam
Tekat inilah yang selalu membakar
semangat ku akan masa silam
Mari kita satukan rasa penuhi tangan
dengan karya seni
Jangan pernah duduk santai menunggu
tangan-tanagn upeti
Hai pemudah masihkah kau tak melihat
ratapan ku ini
Melihat masa depan yang suram karena
janji yang keji
Salam budaya..
Demi bangsa…
Anak negeri takkan menangis lagi
Pemuda bangsa telah bangkit kembali
Di negeri monopolik
Pemuda katakan titik
Ansar Mujahidin
UKM SANGGAR SENI SAPOTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar